Manusia Dan Kasih Sayang

Dimana Kasih Sayang Untukku

Kehidupan selalu berjalan tanpa hentinya. Itulah kalimat yang membebani pikiran Fara saat ini. Fara adalah siswi yang duduk di bangku kelas tiga SMP, dia bersekolah di SMPN Harapan Mulia. Fara ialah gadis yang sangat rajin, dia selalu mendapat peringkat 1 di kelasnya. Tetapi, dia tidak mendapat kasih sayang yang penuh dari kedua orangtua nya. Dia selalu merasa sedih ketika ia berada di rumah, karena Fara selalu dibeda-bedakan dengan orang lain. Seperti malam-malam sebelumnya, malam ini Fara belajar di dalam kamarnya seorang diri. Pada saat dia sedang belajar ia mendengar suara dari luar, lebih tepatnya dari ibunya “hallo, lagi apa nak?”. Yah seperti itu lah suara yang selalu Fara dengar dan membuatnya merasa sedih. Orangtuanya selalu menelepon kakaknya setiap malam, Fara hanya bisa menahan kesedihannya seorang diri. Baginya, semakin ia dewasa semakin berkurang pula kasih sayang yang ia dapat dari kedua orangtuanya.
Kesabaran adalah kunci agar ia dapat menjalani hidupnya dengan mudah. Setelah mendengar suara dari luar tadi, Fara tidak melanjutkan belajarnya. Ia berjalan menuju lemari bukunya dan mengambil diary kecil miliknya. Ia mulai menulis kata demi kata dalam Diarynya.

on 12 Desember 2012
Dear Diary..
Aku capek dengan semua ini. Aku lelah dengan hidup ini. Kenapa aku selalu mendapat kesedihan? Apakah Tuhan tidak sayang kepadaku? Aku ingin merasakan kebahagiaan seperti teman-temanku yang lain. Aku ingin bebas seperti yang lain. Aku butuh kasih sayang dari kedua orangtua ku. Tuhan, apakah aku tidak boleh mendapat kebahagiaan seperti yang lain? Aku ingin sekali mendapat kebahagian dan aku ingin mendapat kasih sayang dari orangtua ku tuhan. Kalau aku seperti ini, kenapa dulu aku dilahirkan ke dunia yang suram ini? Kenapa tidak sejak lahir aku mati saja? Aku lelah, aku capek, dan aku bosan dengan semua ini Tuhan. Beri aku sedikit saja kebahagiaan. Aku ingin bahagia Tuhan. Tolong bantu aku untuk menyadarkan orangtua ku Tuhan, bantu mereka agar tidak membedakan aku dengan orang lain dan agar aku dapat merasakan kasih sayang dari mereka Tuhan. Tolong kabulkan permintaan ku Tuhan. Amin~

Itulah isi dari Diary yang telah Fara tulis. Ia merasa sangat sedih, ia ingin bahagia seperti orang lain.
Pagi ini sangat tidak bersahabat. Kenapa sepagi ini harus turun hujan? Itulah yang sedang Fara pikirkan. Sebelum berangkat sekolah, ia menuju ke meja makan untuk sarapan. Setelah ia sarapan, ia pamit ke orangtuanya dan berangkat ke sekolah menggunakan sepeda. “kenapa harus hujan sih, mana jalanan jadi enggak terlalu jelas pula”. Ketika Fara sedang fokus mengendarai sepedanya menuju ke sekolah, tiba-tiba ada mobil yang menabraknya, hingga membuatnya tak sadarkan diri. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya dokter yang memeriksa Fara keluar. Dokter itu tidak berbicara apa-apa, dia hanya diam sambil memandang kedua orangtua Fara. Karena merasa binggung dengan tatapan dokter, ayah Fara bertanya kepada dokter “Dok, bagaimana keadaan anak saya? Anak saya baik-baik saja kan dok?”, dokter itu hanya diam, ia tidak menjawab pertanyaan dari ayah Fara. Karena merasa binggung Ibunya bertanya “dokter, anak saya baik-baik saja kan dok? Jawab dok!”, sang dokter menarik nafas panjang, lalu berkata “maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain”. Setelah mendengar bahwa anak nya telah tiada, kedua orangtua Fara menangis.
Nasi telah menjadi bubur. Semuanya telah terjadi, kini Fara telah tiada. Kedua orangtuanya benar-benar merasa kehilangan putri tercintanya. Setelah pemakaman Fara selesai, orangtua Fara masuk ke dalam kamar putrinya dan mengambil Diary milik Fara. Mereka membaca Diary itu dengan menangis. Mereka menyesal karena saat Fara masih ada, mereka tidak memberi kasih sayang yang penuh untuk Fara. Mereka menyesal, tapi tak bisa dikata, nasi telah menjadi bubur, kini Fara telah tiada.


SELESAI~

Comments

Popular posts from this blog

Analisa Web Paragon

Konsep Pemodelan Grafis

Mengenal Airdrop dan Cara Kerjanya